Pages

Selasa, 23 Agustus 2011

Tahukah Anda ?


Selamat Hari Raya Idul Fitri, Taqobalallahu Minnaa wa Minkum, Minal 'Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin, merupakan ucapan yang biasa disampaikan dan diterima oleh kaum muslimin di hari Lebaran/Idul Fitri baik melalui lisan ataupun kartu ucapan.

Namun tahukah Anda apa arti kalimat tersebut ?
Hal ini perlu anda ketahui, karena banyak yang yang mengira bahwa arti kalimat Minal 'Aidin wal Faizin adalah mohon maaf lahir dan batin... Mari kita simak arti kalimat sebenarnya... semoga bermanfaat.... ^^

Para Sahabat Rasulullah biasa mengucapkan kalimat TaqobalaLLaahu Minnaa wa Minkum di antara mereka.

Arti kalimat ini adalah: Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian. Maksudnya, menerima amal ibadah kita semua selama bulan Ramadhan. Para sahabat juga biasa menambahkan: Shiyamana wa Shiyamakum, artinya : semoga juga puasaku dan kalian diterima.

Namun bila ditambah kata-kata Taqobal Yaa Karim, artinya : Semoga (Terimalah do'a kita) Ya ALLAH, Yang Maha Terpuji.

Lalu bagaimana dengan kalimat: Minal 'Aidin wal Faizin?

"Minal Aidin wal Faizin" sebenarnya adalah do'a yang artinya : “Semoga kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”.

Jelaslah, meskipun diikuti dengan kalimat mohon maaf lahir batin, kalimat ini tidak mempunyai makna yang serupa. Bahkan sebenarnya merupakan tambahan doa untuk kita yang patut untuk diaminkan.

Kesalahan Penulisan
Pertama, kesalahan penulisan pada kata “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang kadang ditulis seperti beberapa contoh dibawah ini :

1. Minal ‘Aidin wal Faizin = Penulisan yang benar
2. Minal Aidin wal Faizin = Juga benar berdasar ejaan indonesia
3. Minal Aidzin wal Faidzin = Salah, karena penulisan “dz” berarti huruf “dzal” dalam abjad arab
4. Minal Aizin wal Faizin = Salah, karena pada kata “Aizin” seharusnya memakai huruf “dal” atau dilambangkan huruf “d” bukan “z”
5. Minal Aidin wal Faidin = Juga salah, karena penulisan kata “Faidin”, seharusnya memakai huruf “za” atau dilambangkan dengan huruf “z” bukan “dz” atau “d”

Nah, sebenarnya kalimat Minal ‘Aidin wal Faizin adalah penggalan sebuah Do'a yang lengkap, yakni : "Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Ja’alanallahu Minal ‘Aidin Wal Faizin" yang artinya : “Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”.
Kalo ini lain lagi. Ada Beberapa kalimat yang sering kita ucapkan.:
• Minal 'aidin wal faizin, mohon maaf lahir-bathin
• Mohon maaf lahir-bathin, minal 'aidin wal faizin
• Semoga kita dimaafkan minal 'aidin wal faizin
• Semoga kita minal 'aidin wal faizin
• Semua benar.

Kalau kita tadi menyoal tentang asal kata Ied (masdar atau kata dasar dari 'aada=kembali), sekarang kita mencoba untuk membongkar asal kata 'Aidin dan Faizin. Darimana sih mereka?

'Aidin itu isim fa'il (pelaku) dari 'aada. Kalau anda memukul (kata kerja), pasti ada proses "pemukulan" (masdar), juga ada "yang memukul" (anda pelakunya). Kalau kamu "pulang" (kata kerja), berarti kamu "yang pulang" (pelaku). Pelaku dari kata kerja inilah yang dalam bahasa Arab disebut dengan isim fa'il.

Kalau si Aidin, darimana? 'Aidin atau 'Aidun itu bentuk jamak (plural) dari 'aid, yang artinya "orang yang kembali" (isim fa'il). Mungkin maksudnya adalah "kembali kepada fitrah" setelah berjuang dan mujahadah selama sebulan penuh menjalankan puasa:
• 'aada = ia telah kembali (past tense)
• Ya'uudu = ia tengah kembali (present tense)
• 'audat = kembali (infinitive)
• 'ud = kembali kau! (amar/kata perintah)
• 'aid = ia yang kembali (pelaku)

Kalau si Faizin?

Si Faizin juga sama. Dia isim fa'il dari faaza (past tense) yang artinya "sang pemenang". Urutannya seperti ini:
Faaza = ia [telah] menang (past tense)
Yafuuzu = ia [sedang] menang (present tense)
Fauzan = menang (kata dasar)
Fuz = menanglah! (fi'il amr/kata perintah)
Fa'iz = yang menang

'Aid (yang kembali) dan Fa'iz (yang menang) bisa dijamakkan menjadi 'Aidun dan Fa'izun. Karena didahului "Min" huruf jar (kata depan), maka Aidun dan Faizun menyelaraskan diri menjadi "Aidin" dan "Faizin". Sehingga lengkapnya "Min Al 'Aidin wa Al Faizin". Biar lebih mudah membacanya, kita biasa menulis dengan "Minal Aidin wal Faizin".

Lalu mengapa harus diawali dengan "min"?
"Min" artinya "dari". Sebagaimana kita ketahui, kata "min" (dari) biasa digunakan untuk menunjukkan kata keterangan waktu dan tempat. Misalnya 'dari' zuhur hingga ashar.

Selain berarti "dari", Min juga mengandung arti lain. Syekh Ibnu Malik dari Spanyol, dalam syairnya menjelaskan:
Ba'id wa bayyin wabtadi fil amkinah
Bi MIN wa qad ta'ti li bad'il azminah

Maknailah dengan "sebagian", kata penjelas dan permulaan tempat- -Dengan MIN. Kadang ia untuk menunjukkan permulaan waktu.

Dari keterangan Ibnu Malik ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa MIN pada MIN-al aidin wal faizin tadi menunjukkan kata "sebagian" (lit-tab'idh). Jadi secara harfiyah, minal 'aidin wal-faizin artinya: BAGIAN DARI ORANG-ORANG YANG KEMBALI DAN ORANG-ORANG YANG MENANG.

Nah, pusing kan? Tunggu dulu. Sabar, napa.
Kalimat di atas adalah kalimat doa. Baik dalam Al-Quran dan Hadis banyak kalimat-kalimat seperti itu yang menunjukkan doa kepada yang bersangkutan. Kita sering menambahi julukan kepada orang yang sudah wafat dengan tambahan "almarhum" yang artinya "yang dirahmati" (terserah orang tersebut rajin sholat atau gak pernah sama sekali, yang penting kita berharap dan berdoa dengan prasangka baik). Sebab, itu hanya doa dan pengharapan "semoga ia dirahmati oleh Allah, diberikan kasih sayang-Nya di alam barzakh hingga hari Kiamat".

Akan halnya dengan minal 'aidin wal-faizin, ini juga doa: "Semoga anda termasuk (bagian dari) orang-orang yang kembali kepada fitrah kesucian dan termasuk (bagian dari) orang-orang yang mendapatkan kemenangan". Amin.

Indahnya saling mendoakan di hari fitri ini. Sama orang yang nggak puasa saja, sempet-sempetnya kita doain yang bener.

Kesimpulannya?

Silakan simpulkan sendiri. Yang jelas Minal Aidin tidak ada hubungannya dengan Mohon maaf lahir dan bathin. Menggunakan kalimat a, boleh. Memakai kalimat b, silakan saja. Tapi sekali lagi, mohon maaf lahir bathin itu bukan arti minal aidin. Asal jangan memilih c, karena minal aidin tidak pernah bisa memaafkan orang. Tapi pilihan saya adalah d, ini yang paling shahih.

Akhirnya, semoga kita minal 'aidin wal faizin. Amin!

sumber:

http://religiusta.multiply.com/journal/item

Selasa, 16 Agustus 2011

Antara Kentang, Telur Dan Kopi


Ini adalah sebuah kisah nyata, Ada seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa sukar menyakitkan baginya. Dia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah kalah dalam kehidupan. Ia sudah letih untuk berjuang. Setiap kali masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya seorang tukang masak, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 periuk dengan air dan meletakannya diatas api. Setelah air diketiga-tiganya itu mendidih, ia menaruh kentang merah didalam periuk pertama, telur diperiuk kedua, dan ia menaruh serbuk kopi diperiuk ketiga.

Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak bertanya-tanya dan menunggu dengan tidak sabar,memikirkan apa yang sedang dikerjakan oleh ayahnya.

Setelah 20 menit, si ayah mematikan api. Ia menyisihkan kentangdan memasujkkannya di dalam mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu di berkata pada anaknya,”Apa yagn kau lihat,nak? “kentang, telur, dan kopi” jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekati mangkuk dan memintanya merasakan kentang itu. Ia melakukannya dan merasa bahwa kentang itu terasa enak.

Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya.Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebiji telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk merasaka kopi. Ia tersenyum ketika meminum kopi dengan aromanya yang khas.

Setelah itu, si anaknya bertanya, “Apa arti semua ini, ayah?” Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, PEREBUSAN, tetapi masing-masing menunjukan reaksi yang berbeda.

Kentang sebelum direbus kuat, keras, dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, kentang menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Serbuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada didalam rebusan air, serbuk kopi merubah air tersebut.

Kamu termasuk yang mana?”, Tanya ayahnya. “Air yang panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan cobaan yang bakal kamu lalui,, ketika kesukaran dan kesulitan mendatangimu, bagiman kamu menghadapinya? Apakah kentang, telur, atau kopi?”

Kentang yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lembut dan kehilangan kekuatanmu. Atau telur…, yang awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian, atau kegagalan menjadi keras dan kaku.Diluar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.

Ataukah seperti serbuk kopi, merubah panas, sesuatu yang menimbulkan kesakita, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.

Jika kamu seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk (semakin panas), kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan disekitarmu juga menjadi semakin baik.

Rabu, 10 Agustus 2011

Nuzulul Qur'an


Nuzulul Qur'an (turunnya Al-Qur'an) adalah hal yang sangat istimewa bagi umat Islam. Sebagaimana Al-Qur'an merupakan rahmat agung bagi umat ini, nuzulul Qur'an juga merupakan rahmat besar bagi umat ini.

Mayoritas umat Islam di Indonesia berpendapat nuzulul Qur'an jatuh pada tanggal 17 Ramadhan. Bahkan banyak pula yang mengadakan acara khusus untuk memperingati nuzulul Qur'an setiap tahunnya.

Di dalam Al-Qur'an, nuzulul Qur'an difirmankan Allah SWT dalam tiga ayat berikut ini:


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al-Baqarah:185)

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. (QS. Ad-Dukhan : 4)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan (lailatul qadar) (QS. Al-Qadr : 1)

Sebagaimana QS. Al-Baqarah ayat 185 di atas, sebagian ayat Al-Qur'an bersifat menjadi bayan (penjelas) bagi sebagian ayat yang lain. Tidak ada pertentangan antar ayat Al-Qur'an.

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An-Nisa' : 82)

Demikian juga tiga ayat (QS. Al-Baqarah : 185, QS. Ad-Dukhan : 4, dan QS. Al-Qadr : 1) yang menjelaskan nuzulul Qur'an di atas. Ketiganya tidak bertentangan. Namun, dzahir ayat bertentangan dengan realitas sejarah, dimana Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah SAW selama 23 tahun. Dalam hal ini para ulama terbagi dalam dua madzhab pokok, dan dua madzhab lain sebagai berikut:

Madzhab Pertama tentang Nuzulul Qur'an
 
Madzhab pertama ini merupakan pendapat dari Ibnu Abbas dan sejumlah ulama, yang kemudian menjadi pendapat jumhur ulama'. Bahwa yang dimaksud nuzulul Qur'an dalam 3 ayat tersebut adalah turunnya Al-Qur'an sekaligus ke Baitul Izzah di langit dunia. Ini untuk menunjukkan kepada malaikat-Nya betapa besar masalah ini. Kemudian Al-Qur'an diturunkan secara bertahap selama 23 tahun. 10 tahun ketika periode Makkiyah, dan 13 tahun dalam periode Madaniyah.

Dalil yang dipakai untuk memperkuat madzhab ini adalah:
1. Perkataan Ibnu Abbas:
"Al-Qur'an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada lailatul qadar. Kemudian ia diturunkan selama dua puluh tahun" (HR. Hakim, Baihaqi, dan Nasai). Kemudian Ibnu Abbas membaca firman-Nya:

وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا

Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya (QS. Al-Furqan : 33)

وَقُرْآَنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا

Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (QS. Al-Isra' : 106)

2. Perkataan Ibnu Abbas:
"Al-Qur'an itu dipisahkan dari Adz-Dzkir, lalu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia, maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi SAW" (HR. Hakim)

3. Perkataan Ibnu Abbas:
"Allah menurunkan Al-Qur'an sekaligus ke langit dunia, pusat turunnya Al-Qur'an secara bertahap. Lalu, Allah menurunkannya kepada Rasul-Nya bagian demi bagian" (HR. Hakim dan Baihaqi)

4. Perkataan Ibnu Abbas:
"Al-Qur'an diturunkan pada lailatul qadar pada bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus, lalu ia diturunkan secara berangsur-angsur" (HR. Thabrani)

Madzhab Kedua tentang Nuzulul Qur'an
 
Madzhab kedua tentang nuzulul Qur'an yaitu yang diriwayatkan oleh Amr bin Syarahil Asy-Sya'bi, (seorang tabi'in besar, ahli hadits dan fikih, guru Imam Abu Hanifah, yang wafat tahun 109 H) bahwa yang dimaksud dengan nuzulul Qur'an dalam tiga ayat di atas adalah permulaan turunnya Al-Qur'an itu dimulai pada lailatul qadar di bulan Ramadhan. Lalu turun secara bertahap selama 23 tahun.

Dengan demikian, hanya ada satu macam cara turun menurut madzhab ini, yaitu secara bertahap kepada Rasulullah sebagaimana dinyatakan dalam ayat :

وَقُرْآَنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا

Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (QS. Al-Isra' : 106)

Orang musyrik yang diberitahu bahwa kitab samawi terdahulu turun sekaligus, menginginkan al-qur'an juga turun sekaligus.

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآَنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا * وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا

Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. (QS. Al-Furqan : 32-33)

Menurut Syaikh Manna Al-Qaththan, madzhab kedua yang diriwayatkan Asy-Sya'bi, dengan dalil shahih dan dapat diterima ini, tidak bertentangan dengan madzhab pertama. Selanjutnya Syaikh Manna Al-Qaththan mengatakan pendapat yang kuat adalah Al-Qur'an diturunkan dua kali : pertama, diturunkan sekaligus ke Baitul Izzah pada lailatul Qadar, dan kedua, diturunkan dari langit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama 23 tahun.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia pernah ditanya oleh Athiyah bin Aswad: "Dalam hatiku ada keraguan tentang firman Allah 'bulan Ramadhan itu bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an', dan firman Allah 'kami menurunkannya pada lailatul qadar'. Padahal Al-Qur'an itu ada yang diturunkan pada bulan Syawal, dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam, Shafar, dan Rabiul Awal". Ibnu Abbas menjawab: "Al-Qur'an diturunkan pada lailatul qadar sekaligus. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit dan terpisah-pisah serta perlahan-lahan sepanjang bulan dan hari"

Madzhab Ketiga tentang Nuzulul Qur'an
 
Yakni yang berpendapat Al-Qur'an diturunkan ke langit dunia pada 23 malam kemuliaan (lailatul qadar), yang pada setiap malam-malam kemuliaan itu ada yang ditentukan Allah untuk diturunkan setiap tahunnya. Dari jumlah untuk masa satu tahun penuh itu kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasul sepanjang tahun. Ini hasil ijtihad sebagian mufassir. Pendapat ini tidak mempunyai dalil.

Madzhab Keempat tentang Nuzulul Qur'an
 
Yaitu pendapat bahwa Al-Qur'an diturunkan pertama-tama berangsur-angsur ke Lauh Mahfudz, sebagaimana firman Allah:

بَلْ هُوَ قُرْآَنٌ مَجِيدٌ * فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ

Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh. (QS. Al-Buruj : 22)

Kemudian ke Baitul Izzah serentak, lalu turun sedikit demi sedikit dalam 23 tahun. Jadi menurut madzhab ini Al-Qur'an diturunkan dalam tiga tahap.

Menurut Syaikh Manna Al-Qaththan, pendapat ini sebenarnya tidak bertentangan dengan kedua madzhab pokok, karena sebelum diturunkan ke Baitul Izzah, Al-Qur'an memang tersimpan di lauh mahfudz sebagaimana QS. Al-Buruj ayat 22 di atas.

Tanggal Pertama Kali Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah
 
Al-Qur'an yang diturunkan pertama kali kepada Rasulullah adalah surat Al-'Alaq (Iqra') di gua hira yang terkenal itu. Mengenai tanggalnya, para ulama memiliki banyak pendapat yang satu sama lain ada juga yang berselish jauh. Sebagian mengatakan bulan Rajab dan sebagian lainnya mengatakan bulan Ramadhan. Namun yang benar adalah bulan Ramadhan sebagaimana QS. Al-Baqarah ayat 185.

Dari pendapat bulan Ramadhan ini, terpecah lagi ke dalam beberapa pendapat. Sebagian mengatakan tanggal 7, sebagian berpendapat tanggal 17, dan ada juga yang berpendapat tanggal 18. Syaikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfury setelah melakukan penelitian mengatakan di dalam Rahiqul Makhtum bahwa wahyu pertama tersebut jatuh pada hari Senin, tanggal 10 Agustus 610 M, bertepatan dengan bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan itu, hari Senin jatuh pada tanggal 7, 14, dan 21. Dengan mendasarkan kepada argumen bahwa Al-Qur'an pertama kali diturunkan pada lailatul qadar, dan lailatul qadar ada pada malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadhan, Syafiyurrahman Al-Mubarakfury menyimpulkan bahwa Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada rasulullah pada Tanggal 21 Ramadhan.

Demikian penjelasan mengenai Nuzulul Qur'an menurut berbagai madzhab, semoga bermanfaat. Wallaahu a'lam bish shawab. Sumber : مابحث في علوم القران karya Syaikh Manna Al-Qaththan, رحيق المختوم karya Syaikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfury, Tafsir Ibnu Katsir, dan Tafsir Fi Zhilalil Qur'an.

KHASIAT ( 40) TANAMAN HERBAL

DAUN DEWA

Khasiat: Menurunkan Kadar Gula Darah Terlambat Haid Penurun Panas Tumor Batuk dan Muntah Darah Pembengkakan Payudara Kejang pada Anak Pendarahan Pada Wanita Masuk Angin Menghilangkan Bekuan Darah di Pembuluh Darah Mencegah Stroke Dan Serangan Jantung Pencegahan Liver Dan Liver Ringan Kanker Rheumatik Ginjal

KUNYIT

Khasiat: Demam Diare Dispepsia Keputihan Radang Amandel Radang Usus Buntu Tekanan Darah Tinggi Terlambat Haid Hepatitis Sakit Kuning Radang Gusi

BATRAWALI

Khasiat: Membersihkan Dan Menguatkan Darah Anti Malaria Anti Radang Menyembuhan Luka Dan Penyakit Kulit Menurunkan Gula Darah Menurunkan Panas Mengatasi Alergi Gatal-Gatal Jerawat Dan Menghaluskan Kulit

DAUN SENDOK

Khasiat: Mematikan Kuman Peluruh Kencing Wasir Keputihan Gula Kencing Batu Sakit Kuning Disentri Batu Empedu Radang Saluran Nafas Gangguan Saluran Air Kemih Batuk Sesak Batuk Darah Batuk Kering Nyeri Otot Obat Kuat Laki-Laki

DAUN SALAM

Khasiat: Menrunkan Tekanan Darah Tinggi Menurunkan Kolesterol Membersihkan Darah Diabetes Panas Dalam Maag Diare

BENALU TEH

Khasiat: Membantu Proses Penyembuhan Kanker Sakit Pinggang Sakit Ginjal Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Tumor kencing Manis Peluruh Cacing Pereda Demam Anti Radang

SIRIH MERAH

Khasiat: Diabetes Melitus Batu Ginjal Hepatitis Radang Liver Menurunkan Kolesterol Mencegah Stroke Asam Urat Hypertensi Radang Prostat Radang Mata Keputihan Maag Kelelahan Nyeri Sendi Memperhalus Kulit Ambeian

KAYU RAPET

Khasiat: Nyeri Rahim Sehabis Bersalin Disentry Luka Mengurangi Kadar Resiko Penyakit Jantung Koroner Anti Oksidan Mengurangi Kandungan Kolesterol Serta Mengurangi Penumbuhan Lemak Pada Dinding Pembuluh Darah

PASAK BUMI

Khasiat: Melindungi Organ Hati Dan Kerusakan Hati Meningkatkan Gairah Seksual Bagi Pria Sebagai Tonikum Untuk Ibu Melahirkan Pembengkakan Kelenjar Demam Disentry Anti Malaria Sitotoksin (Peracunan Sel)

TEMU PUTIH

Khasiat: Kanker Serviks Kanker Mulut Rahim Kanker Kulit Kanker Vulva Kista Mioma Tumor Nyeri Haid Tidak Datang Haid Pembesaran Hati Dan Limpa Meningkatkan Efektivitas PengobatanRadiasi Dan Kemoterapi Pada Penderita Kanker

PRONOJIWO

Khasiat: Sebagai aphrosidiak mengatasi impotensi dan meningkatkan kemampuan seksual

CAKAR AYAM

Khasiat: Melancarkan Peredaran Darah Anti Kanker Anti Racun Anti Bengkak Perut Busung Menghentikan Pendarahan Batuk Radang Paru-paru dan Amandel Infeksi Saluran Nafas Dan Saluran Kencing Tulang PatahHepatitis Kanker Rahim Kanker Paru-paru Kanker Nasopharynx Bronchitis Pengecilan Hati

TAPAK LIMAN

Khasiat: Menambah Darah Merah Peluruh Haid Mempercepat Pengeluaran Nanah Anti Radang Membunuh Kuman Menghilangkan Bengkak Peluruh Kencing Peluruh Dahak Menetralkan Racun KeputihanMalaria Cacar Air Perut Kembung Influenza Beri-Beri Hepatitis Radang Amandel Tenggorokan Dan Mata Influenza Demam Disentri Diare

BARUCINA

Khasiat: Sangat baik utk menyuburkan kandungan mempermudah persalinan mencegah keguguran mens sakit atau tak lancar penderita kista rahim. Herbal ini juga digunakansecara sinergis dgn herba lain utk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit.

JOMBANG

Khasiat: Mengobati radang payudara radang kandung empedu tumor pada sistem pencernaan kanker payudara paru dan cervic serta memperbanyak ASI.

SIRIH PINANG

Khasiat: Pelangsing Menghilangkan Bau Badan Keputihan Sari Rapet Sariawan Membersihkan Dan Mengharumkan Vagina Menciutkan Selaput Lendir

PURWOCENG

Khasiat: Mengatasi Disfungsi Ereksi. Membangkitkan Hormon Seksual Impotensi Lemah Syahwat Kurang Gairah Seksual Melancarkan Peredaran Darah MenambahStamina Menghangatkan Dan Menyehatkan Tubuh Menyehatkan Kandungan Masuk Angin Pegal Linu Diabetes Antidiare Malaria

PEGAGAN

Khasiat: Meningkatkan Daya Ingat Mental Dan Stamina Memperkuat Dan Meningkatkan Daya Tahan Dan Daya Rangsang Otak dan Saraf Memperlancar Transportasi Darah Pada Pembuluh-Pembuluh Otak Asma Demam Darah Tinggi Kencing Keruh Bengkak Wasir Cacingan Thypus Ayan Lepra Menambah Nafsu Makan Busung Sakit Kencing Sakit Perut Sakit Kepala Sakit Tenggorokan Keracunan Jengkol TBC Liver Pembengkakan Hati Batuk Dan Muntah Darah Mimisan Batuk Asma Batuk Kering. Meningkatkan Sirkulasi Darah Pada Lengan Dan Kaki Mencegah Varises Dan Salah Urat Menyeimbangkan energy level Serta Menurunkan Gejala Stres Dan Depresi Menyembuhkan Infectious Hepatitis Campak (measles) Radang Amandel (Tonsillitis) Bronchitis Infeksi Dan Batu Sistem Saluran Kencing Menyegarkan Kulit Radang Amandel Menguatkan Fungsi Ginjal Melancarkan Kencing Menurunkan Panas Menenangkan Membantu Peremajaan Sel-Sel

MIMBA

Khasiat: Kanker Tumor Lever Leukimia Maag Tekanan Darah Tinggi Kolesterol Membersihkan Darah Mematikan Kuman Dan Parasit Mencegah Malaria Dan Kencing Manis Dysentri

KUNYIT PUTIH

Khasiat: Menurunkan Tekanan Darah Tumor Lever Asam Urat Menghilangkan Lelah Diabetes Keputihan Membantu Fungsi Organ Hati Dan Limpa Membersihkan Darah Dan Menghilangkan Sumbatan Melancarkan Peredaran Darah Dan Energi Anti Radang Perut Kembung Kolesterol Menghilangkan Nyeri Dan Tegang Pada Perut Nyeri Haid Tidak Haid Membantu Proses Pengobatan Kanker Pada Alat Reproduksi Pencernaan Dan Kulit MenambahStamina Menghambat Sel Kanker Dan Mencegah Kerusakan Gen

CIPLUKAN

Khasiat: Lemah Jantung Penurun Panas Menetralkan Racun Bronchitis Gula Ayan Gondongan Bisul Borok Pembengkakan Prostat Batuk Rejan. Flu Sakit Tenggorokan

BANGLE

Khasiat: Sembelit Kegemukan Sakit Pinggang Nyeri Perut Cacing Kremi Encok Sakit Kuning Asma Rheumatik

JATI BELANDA

Khasiat: Membantu Melangsingkan Badan Membakar Lemak Menurunkan Kadar Kolesterol Peluruh Keringat Dan Melancarkan BAB

DAUN SEMBUNG

Khasiat:Melancarkan Sirkulasi Darah Dan Energi Menguatkan Jantung peluruh Keringat Anti Kencing Manis Peluruh Dahak

SIDAGURI

Khasiat: Melindungi Organ Hati Jantung Dan Paru-Paru Asam Urat Membersihkan Keguguran Peluruh Kencing Anti Radang Peluruh Cacing Mengurangi Rasa Sakit Asma Eksim Rheumatik Mengurangi Rasa Nyeri Mengatasi Radang

MAHKOTA DEWA

Khasiat: Membantu Proses Penyembuhan Sakit Jantung Dan Darah Tinggi Membantu Mengatasi Kelemahan Fungsi Organ Hati Limpa Dan Ginjal Melancarkan Peredaran Darah Dan Energi Membantu PenyembuhanHepatitis Radang Ginjal Mengurangi Nyeri Dan Menenangkan Kanker Tumor Asam Urat Rheumatik Diabetes

SAMBILOTO

Khasiat: Menghilangkan Lelah Typus TBC Paru-Paru Batuk Rejan Kencing Nanah Menambah Nafsu Makan Sakit Gigi Pegal Linu Rheumatik Anti Biotik Membantu Fungsi Organ Hati Membersihkan Racun Dalam Darah Gula Darah Lemak Darah Kolesterol Penawar Bisa Anti Radang Menghilangkan Bengkak Menurunkan Demam Membunuh Kuman Menguatkan Badan

TEMU HITAM

Khasiat: Menguatkan Rahim Menambah Selera Makan Menguatkan Badan Membersihkan Darah Peluruh Cacing Peluruh Dahak Pendarahan Rahim Mencegah Rahim Melorot Setelah Melahirkan Membersihkan Nifas

JINTEN HITAM

Khasiat:Sakit Jantung Haid Tidak Lancar Memperkuat Lambung Ambeian Rematik Kolesterol Darah Tinggi Anemia Asam Urat Radang Tenggorokan Migrain Gangguan Jantung Ginjal Liver Kencing Manis TBC Paru – Paru Sesak Nafas Asma Insomnia Stroke Membantu Mengobati Kanker Membuang Racun Dalam Tubuh

TEMULAWAK

Khasiat: Hepatitis Maag Asma Sembelit Menghilangkan Bau Badan Menambah Nafsu Makan Menguatkan Dan Melindungi Organ Hati Menguatkan Daya Tahan Tubuh Dan Menambah Stamina Menguatkan Pencernaan Menambah Darah Merah Membersihkan Darah Kolesterol Dan Lemak Darah

MENIRAN

Khasiat: Menguatkan Sistem Imun Dan Menekan Reaksi Imun Yang Berlebihan Membantu Fungsi Organ Hati Dan Ginjal Menurunkan Panas Demam Disentri Hipertensi Membantu Mengatasi Radang Pembengkakan Nyeri sendi Menghambat Pertumbuhan Virus Bakteri Dan Jamur

TAPAK DARA

Khasiat: Anti Kanker Menurunkan Tekanan Darah Menghentikan Pendarahan menenangkan Menyejukkan Darah Stroke Kencing Manis

RUMPUT MUTIARA

Khasiat: Radang usus Buntu Sumbatan Saluran Sperma Infeksi Saluran Kemih Kanker Lymphosarcoma Kanker Lambung Kanker Serviks Kanker Payudara Kanker Rektum Kanker Nasopharinx Hepatitis Cholecytitis Radang Panggul

UMBI DEWA

Khasiat: Membersihkan Dan Menyejukkan Darah Membuyarkan Gumpalan Darah Menghentikan Pendarahan Menurunkan Tekanan Darah Anti Radang Menghilangkan Nyeri Dan Bengkak Menghambat Sel Kanker Tumor

MENGKUDU

Khasiat: Melancarkan Proses Metabolisme Tubuh Menenangkan Dan Menstabilkan Tekanan Darah Gula Darah Dan Siklus Haid Menguatkan Pencernaan Sistim Pernafasan Daya Konsentrasi Seksualitas Anti Radang Anti Nyeri Anti Kanker Kolesterol Lever Depresi Melangsingkan Dan Menghaluskan Kulit Asam Urat Melancarkan Kencing Batuk Tumor Membantu Proses Penyembuhan Gangguan Jantung Limpa Paru-Paru Usus Gula

DAUN TEMPUYUNG

Khasiat: Kencing Batu Infeksi Usus Buntu Disentri Wasir Menetralkan Racun Penurun Panas Peluruh Air Seni Penghancur Batu Tekanan Darah Tinggi Radang Payudara Kandung Kemih Batu Empedu

KUMIS KUCING

Khasiat: Anti Radang Anti Syphilis Anti Kencing Manis Peluruh Kencing Menghilangkan Panas Membersihkan Darah Sakit Pinggang Membantu Mengikis Batu Ginjal Mengatasi Bengkak Darah Tinggi Infeksi Ginjal Dan Saluran Kencing Menurunkan Kadar Gula

DAUN UNGU

Khasiat: Wasir Sembelit Varises Menghentikan Pendarahan Melancarkan Peredaran Darah Melancarkan Haid Bisul Dan Bengkak Payudara Kantung Empedu Berbatu Demam Membersihkan Perut

KEJI BELING

Khasiat: Peluruh Kencing Penghancur Batu Ginjal Pencahar Batu Kandung Kencing Batu Kandung Empedu Kencing Manis Wasir Sembelit

Semoga bermanfaat..................

Selasa, 09 Agustus 2011

DENAH MESJID NABAWI


Ingin mengetahui secara detail mengenai sejarah dan bentuk masjid Nabawi di Madinah, berikut sebuah artikel yang berkenaan tentang hal ini.

Ruangan di Dalam Masjid Nabawi

Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London), translated by Ir. H. Ismail Umar and Hj. Titie Wibipriatno

Beberapa ahli sejarah telah menggambarkan ruangan dalam Masjid Nabi SAW. Misalnya Syaikh Dehlawi (958 H – 1052 H) telah menuliskan dengan detail ruangan berikut dalam bukunya “Sejarah Madinah”. Penomoran berikut sesuai dengan nomor pada denah Masjid yang terdapat pada akhir buku ini.

.

.

1. TIANG DUTA/UTUSAN: Nabi SAW menggunakan tempat ini untuk menemui para utusan yang datang. Beberapa Sahabat terkemuka duduk disekitar beliau selama pertemuan berlangsung.

2. TIANG PENGAWAL: Menjadi tempat berdiri para pengawal Nabi SAW. Matori berkata, “Pintu rumah Aisyah RA berhadapan dengan tiang ini, dan Nabi SAW melalui pintu ini menuju ke Masjid Nabawi.”

3. TIANG TEMPAT TIDUR: Abdullah bin Umar RA bercerita, “Nabi SAW menggunakan tempat ini sebagai tempat tidur beliau selama I’tikaf.

4. TIANG ABU LUBABAH: Tertulis padanya. Seperti disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, Nabi SAW bermaksud untuk menghukum bani Quraizzah (sebuah suku Yahudi) atas pengkhianatannya kepada Nabi SAW. Abu Lubabah RA ditunjuk sebagai penengah. Dia secara tidak sengaja membocorkan rahasia Nabi SAW kepada suku Yahudi itu. Abu Lubabah segera menyadari kesalahannya dan mengikat dirinya sendiri pada tiang ini, hingga Allah SWT menerima taubatnya. Setelah tujuh hari, Nabi SAW menerima wahyu mengenai diterimanya taubat Abu Lubabah dan melepaskan ikatanya dengan tangan beliau sendiri. Al Qur’an, Surat Al Anfal, Ayat 27 – 28 diwahyukan untuk meberikan kepada kita sebuah pelajaran. Yakni mengkhianati kepercayaan adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal bagi para Sahabat Nabi SAW, sehingga mereka melakukan tindakan yang luar biasa untuk memperbaiki kesalahannya.

5. TIANG AISYAH: Tabrani menyebutkan Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Ada tempat yang sangat penting di dalam Masjid Nabawi yang mulia, jika seorang mengetahuinya, mereka akan mengadakan undian untuk mendapatkan kesempatan agar bias shalat di sana”.

Suatu hari para Sahabat bertanya kepada Aisyah RA tentang tempat ini. Beliau menolak untuk memberitahukan tempat tersebut. Akhirnya para Sahabat pergi, sedangkan Aisyah RA masih bersama dengan keponakannya Abdullah bin Zubair RA. Belakangan para Sahabat memperhatikan bahwa Abdullah bin Zubair RA melakukan shalat dekat dengan tiang Aisyah. Para Sahabat meyakini bahwa Aisyah RA memberitahukan tempat tersebut secara rahasia kepada keponakannya.

Nabi SAW pernah mengimami shalat dari titik ini selama beberapa hari setelah perubahan qiblat dari Masjid Al Aqsa ke Ka’bah di Makkah. Belakangan, beliau selalu mengimami shalat dari titik yang sekarang dikenal sebagai Mihrab Nabawi As Syarif.

6. TIANG MUKHALLAQAH: Jabir RA meriwayatkan seperti disebutkan dalam hadits Buhari, “Nabi SAW bersandar pada sebatang pohon kurma (yang awalnya terletak pada tempat dimana tiang ini berada) ketika melakukan khutbah Jumat, kaum Ansar dengan hormat menawarkan pada Nabi SAW, kami dapat membuat sebuah mimbar untukmu, jika engkau menyetujuinya”.

Nabi SAW menyetujuinya dan sebuah mimbar yang terdiri dari 3 anak tangga dibangun. Ketika Nabi SAW duduk di atas mimbar ini untuk berkhutbah, para Sahabat mendengar batang pohon kurma itu menangis seperti anak kecil. Nabi SAW mendekati pohon yang sedang menangis ini dan kemudian memeluknya. Pohon ini lalu tenang setelah sebelumnya terisak-isak seperti onta betina. Pohon kurma tersebut menangis karena ia tidak digunakan lagi untuk mengingat Allah SWT.

Sejak itu batang pohon tersebut diberi sejenis pewangi yang disebut Khaluq. Dan kemudian, tiang dimana pohon kurma itu dulu berada, dikenal dengan sebutan tiang Mukhallaqah.

7. MIHRAB NABAWI: Tidak ada mihrab di dalam Masjid Nabawi selama periode pemerintahan Nabi SAW dan empat Khalifah yang pertama. Pada tahun 91 H, Umar bin Abdul Aziz pertama kali melakukan shalat di sini di dalam sebuah bentuk mihrab. Jika kita berdiri di dalam mihrab ini dan melakukan shalat, tempat sujud kita akan terletak di tempat dimana kaki Nabi SAW berpijak. Dinding tebal mihrab ini menutupi tempat sujud Nabi SAW yang sebenarnya.

8. MIHRAB USTMANI: Khalifah Utsman RA mengimami shalat di tempat ini. Sekarang, Imam Masjid Nabawi juga mengimami shalat di sini. Umar bin Abdul Aziz kemudian membangun sebuah mihrab di sini.

9. MIHRAB HANAFI: Sebelumnya Imam shalat dari empat Mazhab (Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hambali) mengimami shalat di Masjid Nabawi secarah terpisah pada waktu yang sedikit berbeda dan tempat yang berbeda. Imam Hanafi mengimami shalat pada tempat ini. Namun kini, hanya satu shalat berjamaah yang diselanggarakan di Masjid Nabawi, yang dipimpin oleh Imam dari Mazhab Hambali. Hal ini berlaku sejak kekuasaan dipegang oleh Pemerintahan Saudi.

10. MIHRAB TAHAJUD: Nabi Muhammad SAW melakukan shalat tahajjud di tempat ini.

11. MIMBAR: Seperti disebutkan dalam hadits Bukhari Muslin dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda “Antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman dari taman-taman surga dan mimbarku akan berada di telaga Kautsar pada hari Kiamat”. Berbagai pemerintahan muslim mengirimkan mimbar untuk Masjid Nabawi dari waktu ke waktu. Mimbar yang ada sekarang, dikirim oleh Sultan Murad ke-3 dari Dinasti Usmani pada tahun 998 H.

12. TEMPAT MUAZZIN: Tempat ini, berupa balkon segi empat, terletak di sebelah Utara Mimbar Nabi. Tempat ini selain sebagai tempat adzan juga sebagai tempat shalat muadzin dan untuk menguatkan suara takbir pada shalat lima waktu.

13. PANGGUNG DISEKITAR TEMPAT TAHAJJUD: (tidak ada keterangan – pent.)

14. PANGGUNG TEMPAT PETUGAS KEAMANAN: Jika kita memasuki Masjid Nabawi dari Bab Jibril, panggung ini akan berada di sebelah kanan. Dibangun oleh Sultan Nuruddin Zanki. Panggung ini sebenarnya bukanlah tempat dari Ahlu Suffah, seperti perkiraan banyak peziarah.

15. TEMPAT AHLU SUFFAH: Suffah berarti tempat berteduh. Sahabat Nabi yang miskin dan tidak memiliki rumah, bertimpat tinggal di Suffah. Di sini mereka mendapat pendidikan tentang Islam dan mengamalkannya. Jika kita berjalan dari tiang Aisyah berlawanan dengan arah qiblat, Suffah berada setelah tiang ke-5. Namun setelah Nabi SAW memperluas Masjid pada tahun ketujuh Hijriah, Suffah dipindah sekitar sepuluh meter kea rah Timur, seperti yang tergambar pada denah Masjid Nabawi.

16. BAB (PINTU) BAQI’: Pintu ini berhadapan dengan Bab Salam.

17. BAB (PINTU) JIBRIL: Terletak di bagian Timur, disebut juga Bab Nabi, karena beliau selalu masuk melalui pintu ini. Adapun alasan penyebutan Bab Jibril adalah sebuah riwayat dari Aisyah RA, “Ketika Nabi SAW pulang dari Khandaq, dan meletakkan senjata kemudian mandi, Jibril AS mendatangi Beliau seraya berkata, ‘Engkau meletakkan senjatamu?, demi Allah kita belum (bisa) meletakkan senjata, pergilah menuju mereka’, Nabi SAW berkata, ‘kemanakah?’, Jibril AS menjawab, ‘ke sini’, dia menunjuk Bani Quraizzah. Maka Nabi SAW keluar menuju mereka.

18. BAB (PINTU) NISA: Pintu ini dibuka oleh Umar ibn Khattab tahun 12 H. Beliau mengatakan, “Alangkah baiknya kalau pintu ini dikhususkan untuk wanita”.

19. BIR (SUMUR) HA: Jika kita memasuki Masjid dari bagian paling kiri dari Bab Fahd, sumur ini berlokasi sekitar15 meter ke dalam Masjid dan ditandai dengan 3 lingkaran. Nabi SAW terkadang mendatangi sumur ini dan meminum airnya. Sumur dan taman yang mengelilinginya dimiliki oleh Abu Talhah. Ketika dia mendengar ayat 92 surat Ali Imran yang berbunyi:

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

Abu Talhah RA segera mengimfakkan taman ini karena mengaharapkan Ridha Allah SWT. Inilah contoh bagaimana para Sahabat berekasi terhadap ayat-ayat al Qur’an dan secara spontan langsung mengerjakan perintah Allah dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.

20. BAB (PINTU) SALAM: Umar ibn Khattab RA membuka pintu ini yang terletak di tembok Masjid bagian Barat, ketika dilakukan perbaikan Masjid tahun 12 H. Dinamakan Bab as Salam karena letaknya sejajar dengan tempat penghormatan berupa salam kepada jasad Rasulullah SAW.

21. RUMAH ABU BAKAR RA: Jika kita berjalan dari mimbar melalui Bab Siddiq, rumah ini berlokasi setelah tiang ke-5 sejajar dengan Bab Siddiq. Suatu hari Nabi SAW bersabda, “Semua pintu rumah-rumah yang terbuka langsung ke dalam Masjid harus ditutup kecuali pintu rumah Abu Bakar”. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa Abu Bakar RA akan menjadi khalifah pertama.

.

Sumber: http://www.imtiazahmad.com/

.

Berikut saya temukan pula sebuah gambar denah makam Rasulullah SAW dan Raudlah yang lain. Saya angkut ke sini agar menjadikan informasi ttg hal ini menjadi lebih lengkap.

Denah Masjid Nabawi dan  Raudah

Denah Masjid Nabawi dan Raudah

.

Keterangan :

1. Makam Rasulullah Saw

2. Makam Sy. Abu Bakar as Shiddiq

3. Makam Sy. Umar ibn Khaththab

4. Tempat yang menurut suatu riwayat disediakan untuk Nabi Isa AS, ada 2 kemungkinan yaitu berada luruh dengan Rasulullah saw atau berada dibelakang Sy Umar ibn. Khaththab

5. Tempat peristirahatan Siti Aisyah ra.

6. Tempat kedatangan malaikat Jibril ketika menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw.

7. Dinding kamar Siti Aisyah, yang dibengun sendiri oleh Rasulullah saw, hingga saat ine tembok tersebut masih berdiri kokoh

8. Dinding makam berbentuk segilima, yang dibangun oleh Umar ibn Abd Aziz, agar makam Rasulullah saw tidak menyerupai ka’bah dan terlalu dikultuskan oleh umat Islam.

9. Dinding segi lima lapis kedua yang dibangun oleh sultan Qait bay dari Mesir

10. Tiang-tiang yang memperkuat dinding segilima lapis kedua

11. Bagian dari raudlah yang terdapat dibagian dalam tembok kamar makam.

12. Bagian dari raudlah yang terdapat diluar kamar makam, (nomor 12 tidak terdapat pada detail gambar, area ini adalah tempat yang biasanya dijadikan rebutan oleh ummat Islam)

13. Area dengan nomor 13 adalah bukan bagian dari raudlah.

14. Kediaman siti Fathimah ra.

15. Mihrab didalam kediaman siti Fathimah, yang dibangun oleh sultan Qait bay

16. Mihrab tempat tempat Rasulullah seringkali bertahajud seorang diri

17. Tempat Rasulullah shalat tahajud berjamaah bersama ahl suffah, tempat ini berada dibelakang kediaman st Fathimah

18. Lubang besar terletak dibagian depan, lubang ini lurus searah dengan makam Rasulullah saw

19. Lubang kecil terletak dibagian depan searah dengan makam sy Abu Bakar ra

20. Lubang kecil dibagian depan searah dengan makam sy Umar Ibn Khaththab ra

21. Tempat beberapa batu sisa-sisa kediaman Rasulullah saw, yang kemudian dibuang pada masa Khalifah Al Walid ibn Abd. Malik

22. Usthuwanah al Sarir, tempat Rasulullah saw beristirahat ketikaterlalu capai beribadah

23. Usthuwanah al Wufud, tempatRasulullah seringkali menerima tamu-tamu penting

24. Usthuwanah al Hirs, tempat para shahabat bersiaga menjaga Rasulullah saw, seringkali sy Ali ibn Abi Thalib bersiaga ditempat tersebut

25. Bab Al Taubah, pintu masuk makam dibagian depan

26. Bab Aisyah, pintu masuk makam dibagian samping dari arah raudlah

27. Lubang kisi-kisi yang lurus searah dengan kepala Rasulullah saw yang mulia.

28. Lubang kisi-kisi yang lurus searah dengan kaki Rasulullah saw yang mulia

29. Beberapa pintu masuk menuju makam Rasulullah saw

30. Lingkaran kubah kecil yang berada tepat diatas makam Rasulullah saw

31. Lingkaran kubah lapis kedua, yang disebut kubah al zarqa’

32. Lingkaran kubah lapis ketiga, atau kubah al khadra’ (kubah hijau) yang terlihat dari bagian luar makam.

33. Bagian dari kamar makam (tertulis dengan nomor 32)

34. Panggung setinggi kurang lebih 30 cm, tempat para ahl suffah berjamaahshalat tahajud bersama Rasulullah saw

35. Panggung setinggi kurang lebih 60 cm, tempat ahl suffah biasa berkumpul

36. Usthuwanah al taubah

37. Usthuwanah A’isyah

38. Mihrab tempat shalat Rasulullah saw

39. Usthuwanah al Mukhallaqah

40. Minbar Rasulullah saw

41. Panggung tempat adzan

.

Sumber: http://hoeda.web.id/

.

Berikut kami tampilkan pula gambar Masjid Nabawi dilihat dari citra satelite. Tanda X adalah kubah masjid, di mana makam Rasul (31,32: di denah ke dua) berada.

Citra Satelite Masjid Nabawi

Citra Satelite Masjid Nabawi

“Shalat di masjidku ini [Masjid Nabawi] lebih utama 1.000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya.” [HR Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim].

.

.

Tempat-Tempat Istimewa di Madinah

Berikut adalah tempat-tempat istimewa setelah masjid Nabawi di Madinah,

tempat-bersejarah-madinah01

Masjid Nabawi

Detail telah dijelaskan pada denah di atas. Masjid Nabawi didirikan tahun 622 M atau tahun pertama hijriah, setelah Nabi Saw hijrah dari Mekah ke Madinah. Pembangunan mihrab dilakukan setelah memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram di Mekah tahun 2 H.

Ada Raudhah di dalam masjid yang adalah tempat yang paling makbul untuk berdoa, seperti sabda Rasulullah Saw, “Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga” [diriwayatkan 5 ahli hadits].

Pemakaman Baqi’

Terletak di sebelah rimur dari masjid Nabawi. Di tempat itu dimakamkan Utsman bin Affan Ra dan para istri Nabi Saw, yaitu Siti Aisyah Ra, Ummi Salamah, Juwairiyah, Zainab, Hafsah binti Umar bin Khaththab, dan Mariyah Al Qibtiyah Ra. Putra-putri Rasulullah Saw seperti Ibrahim, Siti Fatimah, Zainab binti Ummu Kulsum, serta beberapa sahabat Nabi Saw juga dimakamkan di sana.

Masjid Quba

Terletak di daerah Quba, sekitar 5 km sebelah selatan Madinah. Waktu Nabi Saw berhijrah ke Madinah, orang pertama yang menyongsong kedatangan Rasulullah adalah orang-orang Quba. Di sini Nabi Saw menempati rumah Kalsum bin Hadam, kemudian Rasulullah saw pun mendirikan masjid di atas sebidang tanah milik Kalsum. Di masjid ini lah yang pertama kali diadakan shalat berjemaah secara terang-terangan.

Jabal Uhud

Jabal Uhud adalah nama sebuah bukit terbesar di Madinah. Letaknya sekitar 5km di sebelah utara pusat kota Madinah. Di lembah bukit ini pernah terjadi perang dahsyat antara kaum Muslimin sebanyak 700 orang melawan kaum musyrikin Mekah sebanyak 3.000 orang yang dinamakan Perang Uhud. Para syuhada yang tewas di Uhud dimakamkan di tempat tersebut di pemakaman yang dikelilingi tembok.

Masjid Qiblatain

Masjid tersebut mula-mula dikenal dengan nama masjid Bani Salamah karena dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Pada tahun ke 2 H waktu Zhuhur di masjid tersebut tiba-tiba turunlah wahyu surat Al-Baqarah ayat 144. Dalam shalat tersebut mula-mula Rasulullah Saw menghadap ke arah Masjidil Aqsa, tetapi setelah turun ayat tersebut, beliau menghentikan sementara, kemudian meneruskan shalat dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Dengan terjadinya peristiwa tersebut akhirnya masjid ini diberi nama masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.

Ku dapatkan sebuah kenyataan tentang perusakan thd masjid Qiblatain , (ditulis 17 Dec 2006) http://www.mail-archive.com/keluarga-islam@yahoogroups.com/msg11789.html

Pada tahun 1993 sampai kira-kira 1995 Masjid ini masih memiliki 2 mimbar/kiblat, hanya saja pada mimbar yang menuju arah ke Masjid Aqsho sudah tidak digunakan lagi, disana hanya terpampang bukti-bukti sejarah yang dijelaskan dengan tulisan dalam berbagai macam bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia,turki,Arab, Inggris, Jerman dsb, bahwa mimbar inilah sebagai bukti sejarah bahwa sebelum ayat tersebut turun Rosululloh SAW sedang menjadi Imam di Mimbar ini.

Tapi kini Mimbar tersebut (yang mengarah ke Masjid Aqsho) sudah dirobohkan oleh pihak Kerajaan Wahabi, sehingga sudah tak nampak lagi Mimbar peninggalan sejarah itu. Tidak ada lagi keistimewaan Masjid dengan 2 kiblat di Masjid ini,hanya tinggal nama saja yang masih disebut Masjid Qiblatain tapi kenyataannya mimbarnya hanya satu saja.

Sekali lagi ini INI FAKTA pembumi hangusan bukti-bukti sejarah tentang turunnya ayat Al-Qur’an.

Konon alasan pihak Kerajaan Wahabi merobohkan mimbar yang ke arah Masjid Aqsho karena masih ada beberapa ummat islam yang melakukan sholat sunnah menghadap kiblat ke arah Masjid Aqsho. Ini bisa menjadi musyrik, katanya.

Sumber lain (ditulis 2007), http://bankwahabi.wordpress.com/2007/12/12/penghancuran-situs-situs-sejarah-oleh-kaum-wahabi-saudi/

2. Masjid Qiblatain, (masjid 2 kiblat), dulu tahun 1993 masjid ini memiliki 2 mimbar, satu menghadap Makkah, satu lagi menghadap Baytul Maqdis.Pada mimbar baytul maqdis tertulis dengan berbagai bahasa termasuk dalam bahasa indonesia, yang menceritakan bahwa mimbar ini sebelumnya digunakan sebagai mimbar Rasulullah SAW ketika shalat menghadap baqtul maqdis, namun setelah turun ayat (al-Isra..?) yang memerintahkan untuk merubah qiblat dari menghadap masjidil aqsha ke masjidil harom, Rasulullah SAW berpindah ke mimbar yang sekarang menghadap Masjidil harom (mimbar ke 2).Tapi sekarang ; mimbar yang menghadap Masjidil Aqso sudah dihilangkan sehingga tidak ada tanda lagi bahwa masjid ini memiliki 2 kiblat, sehingga sudah hilang nilai sejarahnya. “Masjid qiblatain” hanyalah tinggal sebuah nama saja, mimbarnya tinggal 1, sepantasnya namapun berubah menjadi Masjid Qiblat, karena mimbarnya hanya satu.

Wallahu a’lam.

Masjid Khandaq

Khandaq berarti parit. Dalam sejarah Islam yang dimaksud Khandaq adalah peristiwa penggalian parit pertahanan sehubungan dengan peristiwa pengepungan kota Madinah oleh kafir Quraisy bersama sekutu-sekutunya. Peninggalan Perang Khandaq yang ada hanyalah berupa lima buah pos penjagaan pada peristiwa Khandak yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Sab’ah atau Masjid Khamsah.

Semoga manfaat.

.

Ya Allah .. ampunilah hamba-Mu ini

Berilah kami kemudahan-kemudahan

Berilah kami ridlo-Mu selalu …

Amien.