Imam Ali r.a
Ilmu adalah warisan para Nabi, sedang harta adalah warisan para raja dan orang kaya.
Ilmu menjaga pemiliknya, sedang pemilik harta menjaga hartanya.
Ilmu adalah penguasa atas harta, sedang harta tidak berkuasa atas ilmu.
Harta bisa habis dengan sebab dibelanjakan, sedangkan ilmu justru bertambah dengan diajarkan.
Pemilik harta jika telah meninggal dunia, ia berpisah dengan hartanya,
sedangkan ilmu mengiringinya masuk ke dalam kubur bersama para
pemiliknya.
Harta bisa didapatkan oleh siapa saja, baik orang
ber-iman, kafir, orang shalih dan orang jahat, sedangkan ilmu yang
bermanfaat hanya didapatkan oleh orang yang beriman saja.
Sesungguhnya jiwa menjadi lebih mulia dan bersih dengan mendapatkan
ilmu, itulah kesempurnaan diri dan kemuliaannya. Sedangkan harta tidak
membersihkan dirinya, tidak pula menambahkan sifat kesempurnaan dirinya,
malah jiwanya menjadi berkurang dan kikir dengan mengumpulkan harta dan
menginginkannya. Jadi keinginannya kepada ilmu adalah inti
kesempurnaan-nya dan keinginannya kepada harta adalah ketidak-sempurnaan
dirinya.
Sesungguhnya mencintai ilmu dan mencarinya adalah
akar seluruh ketaatan, sedangkan mencintai harta dan dunia adalah akar
berbagai kesalahan.
Sesungguhnya orang berilmu mengajak manusia
kepada Allah Azza wa Jalla dengan ilmunya dan akhlaknya, sedangkan
orang kaya mengajak manusia ke Neraka dengan harta dan sikapnya.
Sesungguhnya yang dihasilkan dengan kekayaan harta adalah kelezatan
binatang. Jika pemiliknya mencari kelezatan dengan mengumpulkannya,
itulah kelezatan ilusi. Jika pemiliknya mengumpulkan dengan
mengguna-kannya untuk memenuhi kebutuhan syahwatnya, itulah kelezatan
binatang. Sedangkan kelezatan ilmu, ia adalah kelezatan akal plus ruhani
yang mirip dengan kelezatan para Malaikat dan kegembiraan mereka. Di
antara kedua kelezatan tersebut (kelezatan harta dan ilmu) terdapat
perbedaan yang sangat mencolok.
Home »
» Imam Ali radhiyallahu anhu
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !