Headlines News :
Home » » Tahukah Anda ?

Tahukah Anda ?

Written By Moch Abdul Karim on Selasa, 23 Agustus 2011 | Selasa, Agustus 23, 2011


Selamat Hari Raya Idul Fitri, Taqobalallahu Minnaa wa Minkum, Minal 'Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin, merupakan ucapan yang biasa disampaikan dan diterima oleh kaum muslimin di hari Lebaran/Idul Fitri baik melalui lisan ataupun kartu ucapan.

Namun tahukah Anda apa arti kalimat tersebut ?
Hal ini perlu anda ketahui, karena banyak yang yang mengira bahwa arti kalimat Minal 'Aidin wal Faizin adalah mohon maaf lahir dan batin... Mari kita simak arti kalimat sebenarnya... semoga bermanfaat.... ^^

Para Sahabat Rasulullah biasa mengucapkan kalimat TaqobalaLLaahu Minnaa wa Minkum di antara mereka.

Arti kalimat ini adalah: Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian. Maksudnya, menerima amal ibadah kita semua selama bulan Ramadhan. Para sahabat juga biasa menambahkan: Shiyamana wa Shiyamakum, artinya : semoga juga puasaku dan kalian diterima.

Namun bila ditambah kata-kata Taqobal Yaa Karim, artinya : Semoga (Terimalah do'a kita) Ya ALLAH, Yang Maha Terpuji.

Lalu bagaimana dengan kalimat: Minal 'Aidin wal Faizin?

"Minal Aidin wal Faizin" sebenarnya adalah do'a yang artinya : “Semoga kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”.

Jelaslah, meskipun diikuti dengan kalimat mohon maaf lahir batin, kalimat ini tidak mempunyai makna yang serupa. Bahkan sebenarnya merupakan tambahan doa untuk kita yang patut untuk diaminkan.

Kesalahan Penulisan
Pertama, kesalahan penulisan pada kata “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang kadang ditulis seperti beberapa contoh dibawah ini :

1. Minal ‘Aidin wal Faizin = Penulisan yang benar
2. Minal Aidin wal Faizin = Juga benar berdasar ejaan indonesia
3. Minal Aidzin wal Faidzin = Salah, karena penulisan “dz” berarti huruf “dzal” dalam abjad arab
4. Minal Aizin wal Faizin = Salah, karena pada kata “Aizin” seharusnya memakai huruf “dal” atau dilambangkan huruf “d” bukan “z”
5. Minal Aidin wal Faidin = Juga salah, karena penulisan kata “Faidin”, seharusnya memakai huruf “za” atau dilambangkan dengan huruf “z” bukan “dz” atau “d”

Nah, sebenarnya kalimat Minal ‘Aidin wal Faizin adalah penggalan sebuah Do'a yang lengkap, yakni : "Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Ja’alanallahu Minal ‘Aidin Wal Faizin" yang artinya : “Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”.
Kalo ini lain lagi. Ada Beberapa kalimat yang sering kita ucapkan.:
• Minal 'aidin wal faizin, mohon maaf lahir-bathin
• Mohon maaf lahir-bathin, minal 'aidin wal faizin
• Semoga kita dimaafkan minal 'aidin wal faizin
• Semoga kita minal 'aidin wal faizin
• Semua benar.

Kalau kita tadi menyoal tentang asal kata Ied (masdar atau kata dasar dari 'aada=kembali), sekarang kita mencoba untuk membongkar asal kata 'Aidin dan Faizin. Darimana sih mereka?

'Aidin itu isim fa'il (pelaku) dari 'aada. Kalau anda memukul (kata kerja), pasti ada proses "pemukulan" (masdar), juga ada "yang memukul" (anda pelakunya). Kalau kamu "pulang" (kata kerja), berarti kamu "yang pulang" (pelaku). Pelaku dari kata kerja inilah yang dalam bahasa Arab disebut dengan isim fa'il.

Kalau si Aidin, darimana? 'Aidin atau 'Aidun itu bentuk jamak (plural) dari 'aid, yang artinya "orang yang kembali" (isim fa'il). Mungkin maksudnya adalah "kembali kepada fitrah" setelah berjuang dan mujahadah selama sebulan penuh menjalankan puasa:
• 'aada = ia telah kembali (past tense)
• Ya'uudu = ia tengah kembali (present tense)
• 'audat = kembali (infinitive)
• 'ud = kembali kau! (amar/kata perintah)
• 'aid = ia yang kembali (pelaku)

Kalau si Faizin?

Si Faizin juga sama. Dia isim fa'il dari faaza (past tense) yang artinya "sang pemenang". Urutannya seperti ini:
Faaza = ia [telah] menang (past tense)
Yafuuzu = ia [sedang] menang (present tense)
Fauzan = menang (kata dasar)
Fuz = menanglah! (fi'il amr/kata perintah)
Fa'iz = yang menang

'Aid (yang kembali) dan Fa'iz (yang menang) bisa dijamakkan menjadi 'Aidun dan Fa'izun. Karena didahului "Min" huruf jar (kata depan), maka Aidun dan Faizun menyelaraskan diri menjadi "Aidin" dan "Faizin". Sehingga lengkapnya "Min Al 'Aidin wa Al Faizin". Biar lebih mudah membacanya, kita biasa menulis dengan "Minal Aidin wal Faizin".

Lalu mengapa harus diawali dengan "min"?
"Min" artinya "dari". Sebagaimana kita ketahui, kata "min" (dari) biasa digunakan untuk menunjukkan kata keterangan waktu dan tempat. Misalnya 'dari' zuhur hingga ashar.

Selain berarti "dari", Min juga mengandung arti lain. Syekh Ibnu Malik dari Spanyol, dalam syairnya menjelaskan:
Ba'id wa bayyin wabtadi fil amkinah
Bi MIN wa qad ta'ti li bad'il azminah

Maknailah dengan "sebagian", kata penjelas dan permulaan tempat- -Dengan MIN. Kadang ia untuk menunjukkan permulaan waktu.

Dari keterangan Ibnu Malik ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa MIN pada MIN-al aidin wal faizin tadi menunjukkan kata "sebagian" (lit-tab'idh). Jadi secara harfiyah, minal 'aidin wal-faizin artinya: BAGIAN DARI ORANG-ORANG YANG KEMBALI DAN ORANG-ORANG YANG MENANG.

Nah, pusing kan? Tunggu dulu. Sabar, napa.
Kalimat di atas adalah kalimat doa. Baik dalam Al-Quran dan Hadis banyak kalimat-kalimat seperti itu yang menunjukkan doa kepada yang bersangkutan. Kita sering menambahi julukan kepada orang yang sudah wafat dengan tambahan "almarhum" yang artinya "yang dirahmati" (terserah orang tersebut rajin sholat atau gak pernah sama sekali, yang penting kita berharap dan berdoa dengan prasangka baik). Sebab, itu hanya doa dan pengharapan "semoga ia dirahmati oleh Allah, diberikan kasih sayang-Nya di alam barzakh hingga hari Kiamat".

Akan halnya dengan minal 'aidin wal-faizin, ini juga doa: "Semoga anda termasuk (bagian dari) orang-orang yang kembali kepada fitrah kesucian dan termasuk (bagian dari) orang-orang yang mendapatkan kemenangan". Amin.

Indahnya saling mendoakan di hari fitri ini. Sama orang yang nggak puasa saja, sempet-sempetnya kita doain yang bener.

Kesimpulannya?

Silakan simpulkan sendiri. Yang jelas Minal Aidin tidak ada hubungannya dengan Mohon maaf lahir dan bathin. Menggunakan kalimat a, boleh. Memakai kalimat b, silakan saja. Tapi sekali lagi, mohon maaf lahir bathin itu bukan arti minal aidin. Asal jangan memilih c, karena minal aidin tidak pernah bisa memaafkan orang. Tapi pilihan saya adalah d, ini yang paling shahih.

Akhirnya, semoga kita minal 'aidin wal faizin. Amin!

sumber:

http://religiusta.multiply.com/journal/item

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Translate

JUAL SAPI QURBAN

JUAL SAPI QURBAN

twitter

My Ads

 
Support : | |
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. D'ezza - All Rights Reserved
Template Design by Published by nihgratis.blogspot.com