Headlines News :
Home » » Menelusuri Sejarah Kejayaan Kesultanan Banten

Menelusuri Sejarah Kejayaan Kesultanan Banten

Written By Moch Abdul Karim on Kamis, 21 Februari 2013 | Kamis, Februari 21, 2013

Suasana dan aura Banten sudah terasa sejak saya memasuki kota Jakarta dan menuju jalan tol Jakarta-Merak. Jalan berdebu mengiringi perjalanan dari Jakarta menuju Tangerang, Serang, hingga Cilegon. Untungnya waktu itu perjalanan dilakukan pada malam hari sehingga nggak terasa panas. Efek debu terasa dalam udara pernapasan sehingga menimbulkan batuk.

Saat berada jauh dari rumah we are used to be so sentimentil. Demikian juga waktu liburan di propinsi Banten kemarin. Pengen rasanya ngajak dia ikut liburan bersama.......... Tapi berhubung waktu itu perjalanana menuju tengah malam, saya nggak sampai hati ngajak keluyuran. Ya sudahlah, let’s have fun dengan teman-teman yang ada.

Liburan Menelusuri Sejarah Kejayaan Kesultanan Banten di Pelabuhan Merak

Liburan Menelusuri Sejarah Kejayaan Kesultanan Banten di Pelabuhan Merak

Berkunjung ke Makam Syekh Djamaluddin di Kawasan Pelabuhan Merak

Perjalanan wisata ke Kerajaan Islam Banten kali ini tujuannya ke pantai sekitar pelabuhan Merak, melihat reruntuhan Istana Kaibon, ke makam Syekh Djamaluddin, dan ke makam Maulana Muhamamad. Istana Kaibon sendiri saat ini hanya bisa disaksikan oleh wisatawan berupa reruntuhan bangunan yang tidak berbentuk. Kendati demikin, wisatawan yang berkunjung ke bekas istana Kesultanan Banten masih bisa menyaksikan sisa-sisa kejayaan kerajaan yang pernah dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa ini.

Setelah melewati Istana Kaibon, saya dan yang lain sampai di wilayah pelabuhan Merak, tapi saya nggak begitu tertarik dengan hiruk pikuk aktifitas pelabuhan. Kunjungan pertama yang menarik adalah ke makam Syekh Djamaluddin. Makam salah satu pemimpin Kesultanan Banten tersebut cukup luas. Didukung oleh angin pantai yang berhembus cukup kencang, malam itu suasana cukup dingin, jadi cepat ngantuk. Bagi yang ingin ngopi, di sekitar pantai sudah berderet warung-warung makanan milik warga setempat.

Untungnya anggota tim liburan sudah makan dan dalam kondisi fit sehingga acara berikutnya adalah tidur. Hehehe. Untuk urusan tidur di kawasan makam Syekh Djamaluddin nggak usah khawatir. Di komplek wisata sejarah budaya tersebut tersedia dua buah hall atau bangsal yang cukup luas untuk menjadi tempat tidur massal. Karena hall tersebut menjadi tempat umum, maka wisatawan backpacker yang tidur disana harus rela berdesakan dan terpolusi suara ribut wisatawan lainnya.

Fasilitas umum tempat nginap gratis lumayan bersih tapi juga bising. Maklumlah, Banten merupakan salah satu tujuan wisata Wali Songo yang didatangi oleh warga muslim dari seluruh Pulau Jawa. Jangan kaget kalau sedang asyik tidur kita dibangunkan suara ribut percakapang orang Madura, Jawa, Sunda, Tegal, Banyumas dan beragam aksen daerah lainnya. Hitung-hitung mengenal kekayaan budaya bangsa.



Jalan-jalan di Pantai Banten Yang Bersejarah 

 


Menara Mesjid Agung Banten                                                    

makam sunan maulana hasanudin banten
                                            Makam Sultan Syeikh Maulana Hasanudin Banten

Pelabuhan Banten terkenal dalam sejarah kebudayaan bangsa Indonesia berkat aksi heroik Fatahillah yang menyerang pasukan Portugis. Menurut Wikipedia, dalam perkembangannya Kesultanan Banten menjadi salah satu wilayah kekuasaan Keraton Kasepuhan Cirebon. Hal tersebut didukung dengan catatan sejarah bahwa Sunan Gunung Jati (pemimpin Keraton Cirebon) mengutus putranya yang bernama Maulana Hasanudin untuk menyerang dan menguasai Banten.

Keberhasilan Maulana Hasanudin menduduki Banten dari kekuasaan Kerajaan Sunda bertahan selama kurang lebih 300 tahun, hingga akhirnya Kesultanan Banten runtuh pada masa kolonialisme Belanda. Sisa-sisa kejayaan Kesultanan Banten masih bisa kita temui sekarang di sekitar pelabuhan Merak. Bangunan mercu suar, reruntuhan istana Banten, makam raja-raja Banten, dan benteng peninggalan Belanda adalah beberapa bukti Kesultanan Banten pernah berjaya.

Pusat Pemerintahan Kesultanan Banten diperkirakan berada di sekitar kota Cilegon saat ini, mulai dari kawasan Anyer sampai Merak. Pelabuhan Merak bukan hanya sebagai penghubung transportasi laut dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera dan sebaliknya, tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi masyarakat setempat. Bahkan saat ini sedang dibangun jembatan yang akan menghubungkan kedua pulau. Pada malam hari kita bisa menyaksikan kelap-kelip kawasan Bakauheni di seberang lautan.

Masih ada satu makam lainnya yang kemarin sempat saya kunjungi. Saya masih agak hang apakah lokasi tersebut makam Maulana Muhammad atau tokoh Banten lainnya. Maklumlah, waktu itu saking gembiranya dengan acara jalan-jalan sampai lupa mencatat detail nama lokasi. Namun saya masih ingat bahwa lokasi tersebut berada di kawasan Istana Kaibon namun masih cukup jauh dari pelabuhan Merak. Hmm, saya jadi pensaran ingin mengulang lagi acara liburan ke Banten. Bagaimana dengan Anda, tertarik liburan ke tempat wisata di Banten?
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Translate

JUAL SAPI QURBAN

JUAL SAPI QURBAN

twitter

My Ads

 
Support : | |
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. D'ezza - All Rights Reserved
Template Design by Published by nihgratis.blogspot.com